Ingin tulisan kamu menghasilkan uang? Klik link inik

Kisah Gempita gang Dolly yang Terekam Dalam lagu Si Pelanggan: Silampukau

Gerbang redaktur- Surabaya tak pernah kehabisan stok cerita menarik. Layaknya kota-kota besar lainnya, Surabaya selalu menyimpan kisah yang menarik. Baik cerita senang, sedih, percintaan, isu sosial, semua melebur berkat dinamika kota.

Jika berbicara tempat, mudah saja menemukan tempat bersejarah di kota Pahlawan. Sebut saja hotel Yamato atau Jembatan Merah.

Tapi bagaimana dengan Dolly? Sama saja sih bersejarah, namun sejarah yang berbeda (katanya).

Bisa dipastikan, seluruh warga Surabaya mahfum dengan tempat yang disebut Dolly. Bahkan konon katanya, orang luar kota Surabaya pun banyak yang mengenal Dolly, terutama kaum adam.

Ya! Dolly adalah pusat kesenangan pria yang konon katanya terbesar se-asia tenggara, sebelum ditutup dengan terhormat oleh walikota Surabaya kala itu.

Dolly sempat menjadi pusat bisnis hiburan paling menjanjikan di Surabaya. Kini, Dolly telah disulap menjadi kampung kreatif yang menghasilkan produk berkualitas.

Silampukau, merekam Dolly dan menceritakannya melalui sudut pandang berbeda. Melalui lirik lagu, Silampukau ‘menghidupkan’ kenangan kita akan gemerlap masa kejayaan Dolly.

Kali ini kita akan mengupas lagu Si Pelanggan karya Silampukau untuk menemukan makna Dolly bagi pria Surabaya dan sekitarnya.

Lirik

Dolly

Yang menyala nyala di puncak kota

Yang sembunyi di sudut jalang jiwa

Pria Surabaya

 

Dulu

Di temaram jambon gang sempit itu

Aku mursal masuk, keluar, dan utuh

Sebagai lelaki

 

Di dasar kerat kerat bir

Yang kutenggak dalam kafir

Di ujung ceracau malam yang lingsir

Di dengung hambar aspal yang terus bergulir

Di lubang lubang nyinyir ranjang matrimony

Kupertanyakan nasibmu, dolly

Oh, dolly

 

Dolly

Suaka bagi hati yang terluka

Oleh cinta, oleh seluruh nelangsa

Hidup yang celaka

 

Dolly

Tempat mentari sengaja di tunda

Di mana cinta tak musti merana

Dan banyak biaya

 

Di dasar kerat kerat bir

Yang kutenggak dalam kafir

Di ujung ceracau malam yang lingsir

Di dengung hambar aspal yang terus bergulir

Di lubang lubang nyinyir ranjang matrimony

Kupertanyakan nasibmu, dolly

Oh, dolly

 

Meski

Beritamu kini sedang tak pasti

Yakinlah pelacur dan mucikari

Kan hidup abadi

 

Di dasar kerat kerat bir

Yang kutenggak dalam kafir

Di ujung ceracau malam yang lingsir

Di dengung hambar aspal yang terus bergulir

Di lubang lubang nyinyir ranjang matrimony

Kupertanyakan nasibmu, dolly

Oh, dolly

 

Okay, langsung saja. Mari kita analisa lagu fenomenal ini!

Stanza pertama

Lagu Si Pelanggan dimulai dengan lirik yang cukup jelas;

Dolly. Yang menyala nyala di pusat kota.

Yang sembunyi di sudut jalang jiwa.

Pria Surabaya.

Di stanza awal jelas disebutkan bahwa Dolly merupakan tempat yang gemerlap di pusat kota Surabaya. Pesona Dolly telah bersemayam di sisi nakal setiap pria di Surabaya.

Sedikit cerita mengenai masa kejayaan Dolly, tempat ini merupakan pusat lokalisasi yang konon katanya terbesar dan tersibuk se Asia Tenggara.

Dilanjutkan dengan stanza kedua

Dulu

Di temaram jambon gang sempit itu

Aku mursal masuk, keluar, dan utuh

Sebagai lelaki

Di stanza kedua ini berisi tentang pengakuan sang pengarang lirik; Eki Tresnowening. Entah ini pengalaman riil atau sebagai perwakilan pria surabaya pada umumnya. 

Dulu, di temaram jambon gang sempit itu mengasosiasikan gang Dolly yang nyaman untuk dikunjungi.

Aku mursal masuk, keluar, dan utuh bisa diartikan kegiatan bersenggama si pelanggan dan sang pelacur. Hal ini ditegaskan pada lirik terakhir. Sebagai lelaki!

Di dasar kerat kerat bir

Yang kutenggak dalam kafir

Usut Punya usut pada bait ini Eki Tresnowening meminjam larik puisi dari sahabat nya. Dan tentunya sudah mendapat izin resmi dari sang empu.

Seperti halnya seorang pria yang bersenang senang, bir tak pernah ketinggalan.

Di ujung ceracau malam yang Lingsir

Masih bersambung dengan lirik sebelumnya, kegiatan bersenggama selalu menimbulkan racauan kenikmatan.

Di dengung hambar aspal yang terus bergulir

Aspal diasosiasikan seolah jalan hidup yang sudah mulai kehilangan rasa nikmatnya.

Di lubang lubang nyinyir ranjang matrimony

Nyinyir diartikan sebagai sikap tak mesra lagi dengan sang istri perihal hubungan sex di ranjang. Nah, kalau sudah tak mesra lagi selanjutnya apa?

Kupertanyakan nasibmu Dolly, oh Dolly

Lanjut Stanza ke empat

Dolly

Suaka bagi hati yang terluka

Oleh cinta, oleh seluruh nelangsa

Hidup yang celaka

Sepertinya Eki tresnowening ingin menegaskan bahwasanya keberadaan Dolly sangat strategis menyelamatkan jiwa jiwa yang terluka.

Tak melulu soal cinta, seluruh permasalahan pria dapat terselesaikan di Dolly. Bahkan birahi yang menggebu dapat di redam disini.

Lanjut stanza ke enam

Dolly

Tempat mentari sengaja di tunda

Di mana cinta tak musti merana

Dan banyak biaya

Di sini Eki menyajikan majas metafora. Dolly diibaratkan tempat yang selalu temaram. Kenikmatan cinta satu malam tak pernah tergerus sinar mentari.

Perihal cinta mencinta tak harus mengundang duka, pokoknya senang saja.

Eitss, tapi ada harga yang harus dibayar!

Lanjut lagi stanza ke delapan

Meski

Beritamu kini sedang tak pasti

Yakinlah pelacur dan mucikari

Kan hidup abadi

Pada stanza ini menggambarkan isu penutupan gang Dolly. Tepatnya pada tahun 2014, lokalisasi terbesar se Asia tenggara mulai di tutup dan di alih fungsikan perlahan.

Hal ini tentu menjadi kabar yang mengecewakan bagi kaum pencari suaka birahi di Surabaya.

Tapi tenang, bahkan Eki Tresnowening berani menjamin bahwasanya sang pelacur dan sang mucikari tak pernah semudah itu meninggalkan pelanggan setianya.

Kesimpulan

Dolly adalah bagian dari cerita Surabaya. Dolly sempat menjadi tempat yang begitu populer di masanya. Melalui lagu Si Pelanggan duo Eki Tresnowening dan Kharis Junandaru merekam Dolly sebagai bagian dari kota dan pelanggannya.

Lagu Si Pelanggan mengambil sudut pandang dari seorang pelanggan yang menikmati Dolly sebagaimana mustinya. Dia(si pelanggan) menikmati jasa sang pelacur dengan sejumlah biaya yang musti dibayarkan. 

Sang penulis lirik berusaha menampilkan simbiosis antara Dolly dan si pelanggan sejujur jujurnya. Bahwa sebenarnya kehadiran Dolly pun tetap dirindukan oleh pelangan pelangganya.

Penutup

Demikian analisa singkat lagu Si Pelanggan. Semoga kalian bisa memahami penjelasan singkat lagu ini terlepas dari interpretasi personal kalian.

Jika ada kritik, saran, silahkan fungsikan kolom komentar sebagaimana mustinya!


baca juga: Memaknai Ganasnya Surabaya Melalui Lirik Lagu Malam Jatuh di Surabaya: Silampukau

إرسال تعليق

Berkomentarlah dengan bijak!
Karena kedewasaan tercermin dari apa yang keluar dari mulut dan perilaku.
Termasuk juga jempol saktimu
© Lifestyle. All rights reserved. Developed by Jago Desain