Ingin tulisan kamu menghasilkan uang? Klik link inik

Content Writer: Apakah Butuh Standart Pendidikan?


photo by xframe.io

Apakah menjadi seorang content writer harus orang yang berpendidikan tinggi?


Memang sih menjadi seorang content writer tidak membutuhkan syarat ijazah. Siapapun kalian, mau lulusan SD, SMP, SMA, S1, S2, S3, Ponpes, dll kalian mempunyai kesempatan yang sama menjadi seorang content writer. Karena pada dasarnya berkarir menjadi content writer tidak butuh melampirkan CV, Ijazah, dan perangkat melamar kerja lainnya.

Kebanyakan skill teknis  content writing tidak banyak diajarkan di pendidikan formal. Pernah juga sih dapat materi tentang creative writing yang masih mirip mirip dengan content writing ketika kuliah dulu, tetapi itupun cuman 2 SKS. Terlalu minim memang untuk mempelajari hingga ke akar-akarnya.
Jika dibuat persentase, 85 persen ilmu content writing saya dapatkan dari pelatihan dan seminar sementara sisanya dari kuliah.

Kembali lagi ke pertanyaan pertama. Apakah seorang content writer harus berpendidikan tinggi? Jawabannya adalah tidak juga!

Tidak perlu memiliki gelar berderet di belakang nama kalian untuk berkarier di dunia content writing. Tidak perlu lulus dari universitas bergengsi untuk sukses di bidang content writing. Yang dibutuhkan adalah Skill, Skill, dan Skill!

Ya, kunci utama sukses di bidang content writing adalah skill yang mumpuni. Terus kemudian muncul pertanyaan Lah skill-nya dapat dari mana dong?

Ada banyak cara kalian bisa mendapatkan ilmu writing. Kalian dapat mengikuti seminar dan pelatihan informal yang berhubungan dengan dunia content writing. Selebihnya kalian dapat mengembangkan skill dengan terus belajar dan evaluasi hasil belajar kalian.

Terus kemudian muncul pertanyaan lagi, Terus dimana sih kita bisa dapet pelatihan content writing? Jawabannya adalah Impactful Writing tempatnya.

Di situ kalian akan mendapat ilmu tentang bagaimana membuat content yang nendang hingga dapat menghasilkan uang dari tulisan. Semuanya lengkap di kemas dalam materi yang menarik. Kalian akan mendapat fasilitas materi e-book dan juga mentoring secara grup dan personal melalui Google meet dan chat email. Pokoknya paten deh!

Eitss hampir lupa sama topik awal!

Saya tegaskan lagi bahwa berkarir di dunia content writing tidak memerlukan ijazah selembar-pun. Tidak peduli kalian tidak lulus SMA, D.O. kuliah, atau cuti S2 yang ancang ancang untuk tidak kembali lagi, kalian memiliki kesempatan yang sama untuk berkarir di dunia content writing.

Cuman ada satu faktor nih yang mempengaruhi kesuksesan kalian di dunia content writing. Apakah itu?

Pada dasarnya job desc seorang content writer adalah menciptakan content tulisan yang berbobot sekaligus enak dibaca. Untuk membuat tulisan itu enak dibaca tentunya seorang content writer harus terus belajar mengasah skill writingnya dengan cara membaca dan terus membaca.

Nahh, insting membaca ini yang jarang dimiliki oleh orang-orang dengan tingkat pendidikan rendah. Pada dasarnya, orang dengan minat baca tinggi akan semakin peduli dengan kualitas pendidikan yang mereka terima. Mereka dengan minat baca tinggi cenderung berusaha untuk mencapai level pendidikan yang maksimal.

Semakin tinggi pendidikan seorang content writer, semakin berbobot pula content yang mereka ciptakan.

Bahkan menurut survey,  rata-rata content writer telah menyelesaikan pendidikan S1 mereka. Sebagian kecil merupakan lulusan S2-S3. Dan hanya beberapa saja yang cukup dengan lulus dari tingkat SMA. Ini membuktikan bahwa keinginan untuk menulis semakin besar seiring dengan tingkat pendidikan yang mereka dapatkan.

Faktor keinginan untuk membaca dan terus belajar inilah yang sangat menentukan kesuksesan kalian di dunia content writing. Keinginan untuk terus berkembang dengan terus belajar akan membawa karir kalian di dunia content writing berkembang.

Bagi kalian yang berkeinginan kuat menjadi seorang content writer hebat, terus asah skill kalian dan terus  kembangkan keinginan kalian untuk bertumbuh semakin baik dan hebat.

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak!
Karena kedewasaan tercermin dari apa yang keluar dari mulut dan perilaku.
Termasuk juga jempol saktimu
© Lifestyle. All rights reserved. Developed by Jago Desain