Arek Suroboyo selalu akrab dengan Bonek. Bisa
dibilang, Bonek selalu identik dengan pemuda Surabaya. Jika ditelisik dari
sejarah, nama Bonek sendiri muncul di era tahun 1987/1988 ketika Persebaya
berhasil mencetak sejarah masuk dalam final divisi utama liga Indonesia melawan
Persija Jakarta. Bonek juga mencatat sejarah sebagai supporter pertama yang
melakukan tandang dari Surabaya ke Jakarta.
Nama Bonek sendiri disematkan pertama kali pada
Koran harian pagi Jawa Pos yang merupakan akronim dari Bondo Nekat. Tak
mengherankan jika nama ini disematkan pada mereka mengingat ribuan supporter
persebaya berbondong-bondong dari Surabaya ke Jakarta berbekal nekat’.
Oh ya, selamat ulang tahun Persebaya yang ke-94! Ya, walaupun sudah lewat beberapa hari yang
lalu. Btw, ultah Persebaya hanya terpaut sehari sama ultah si Doi. Ehe
Terus terang, saya bukan Bonek atau fans klub bola
lainnya. Wong terakhir kali mengikuti kabar bola ya waktu Lampard masih jadi kapten Chelsea, Park Ji Sung masih pakai jersey
MU. Ashley Cole masih jadi pemain andalan
Arsenal. Ehe
Tetapi 8 tahun tinggal di Surabaya membuat saya
mahfum dengan fanatisme Bonek. Setiap hari melihat satu dua orang seliweran
memakai baju hijau Bonek. Atau minimal memakai baju dengan logo tim bola
tetangga kota yang dicoret.
Menjadi bonek seakan sebuah keistimewaan tersendiri
bagi arek arek Suroboyo. Lebih dari
suatu kumpulan fans Persebaya, Bonek adalah suatu identitas. Sebuah identitas
yang memberi sinyal kepada diri untuk menegakkan karakter Bonek itu sendiri.
Tanggal 17 Juni malam, sehabis kencan sama si Doi. Aku sempat terjebak di tengah
kerumunan para Bonek yang turun ke jalanan merayakan ultah Persebaya. Jalan Kapas
Krampung hingga jalan Ambengan macet total. Pusatnya ada di stadion GBT.
Terpaksa harus putar arah melalui jalan Gembong. Ehh, di depan Grand City dipenuhi Bonek lagi.
Bahkan ada yang duduk melingkar di tengah jalan raya sambil minum cokrek, hmm. Pokoknya malam itu jalanan Surabaya berwarna hijau. Kang
gojek, polisi, Bonek, menghiasi jalanan Surabaya.
Hijau memang warna kebanggaan Bonek. Bagi mereka,
hijau melambangkan karakter wani yang dalam bahasa Indonesia berarti berani. Kalau misal ada satu saja
bonek yang jadi presiden, mungkin warna merah di bendera bakal diganti sama
warna hijau. Ehe
Walaupun saya bukan Bonek, tapi saya merasa senang
dengan hiburan yang tidak sengaja ditampilkan para Bonek. Kekompakan dan
semangat mereka yang menggebu menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan yel yel penyemangat itu lho yang
membuat merinding. Pantas saja jika Bonek sudah di tribun, Persebaya mainnya
nggak main-main. Ehe
Ada sebuah kutipan dari salah seorang teman yang
entah ia kutip dari mana, bahwa kamu bisa saja berganti padangan politik,
agama, atau bahkan berganti istri, tapi kamu tidak akan pernah bisa berganti
klub bola favoritmu. Gimana menurut kalian hai para pecinta bola?
Baca juga: BTS vs Kurt Cobain, atau BTS = Kurt Cobain