Ingin tulisan kamu menghasilkan uang? Klik link inik

Memaknai Ganasnya Surabaya Melalui Lirik Lagu Malam Jatuh di Surabaya: Silampukau


Silampukau, salah satu indie band dari kota pahlawan surabaya. Silampukau berhasil menarik perhatian berkat lirik liriknya yang tak biasa, puitis namun tulus.

Di artikel sebelumnya kita telah menyelami Surabaya melalui lirik lirik lagu Silampukau. Ya! hampir keseluruhan lagu Silampukau bercerita mengenai Surabaya dan dinamikanya.

Uniknya Silampukau menyampaikan cerita tentang Surabaya dengan gaya yang nyentrik. Tak hanya tentang cinta cintaan, bahkan urusan perut rakyat jelata Surabaya disampaikan melalui larik larik lirik yang puitis namun sarat makna.

Kali ini kita akan mencoba membedah salah satu lagu ikonik dari Silampukau yang menceritakan pergantian hari di Surabaya. Lagu dengan judul Malam Jatuh di Surabaya

Lirik

Gelanggang ganas 5:15
di Ahmad Yani yang beringas
Sinar kuning mercury
Pendar celaka akhir hari
Malam jatuh di Surabaya

Maghrib mengambang
Lirih dan terabaikan
Tuhan kalah di riuh jalan

Orkes jahanam, Mesin dan umpatan
Malam jatuh di Surabaya

Selama lamanya, di gelanggang yang sama
Malam jatuh di Surabaya

Okay, mari kita analisa larik demi larik!

Pada dua larik pertama Gelanggang ganas 5:15, di Ahmad Yani yang beringas bercerita tentang salah satu jalan terpadat di Surabaya. Jalan ini merupakan akses penghubung dari Sidoarjo dan sekitarnya menuju Surabaya.

Di jalan Ahmad Yani, tak jarang terjadi macet yang kadang menjengkelkan. Apalagi ketika memasuki waktu pulang kerja. Kemacetan biasanya dimulai dari depan RSAL hingga Taman Pelangi.
Bagi warga Surabaya kemacetan seperti ini merupakan pemandangan sehari hari menjelang kepulangan kerja.

Silampukau memberi tanda waktu 5:15  dan diperkuat dengan lirik Sinar kuning mercury yang dengan jelas menyebutkan bahwa keganasan jalan Ahmad Yani terjadi ketika jam kepulangan kerja.

Dilanjutkan dengan larik kedua Maghrib mengambang, Lirih dan terabaikan. Tuhan kalah di riuh jalan. Hal inilah yang sering terjadi ketika ratusan atau bahkan ribuan orang yang telah penat dengan pekerjaannya terjebak macet di jalan Ahmad Yani. Bahkan suara adzan dari Toa masjid pun tak di hirau.


Pada larik Orkes jahanam, Mesin dan umpatan merepresentasikan realitas orang orang yang sudah jenuh dengan kemacetan. Kadang kala senggolan kecil di jalan antar pengguna kendaraan bisa berujung umpatan sadis.

Pada larik terakhir Selama lamanya, di gelanggang yang sama, Malam jatuh di Surabaya
Ini mungkin berisi sarkas atau apalah kepada pemerintah yang hingga saat ulasan ini ditulis kemacetan di jalan  Ahmad Yani masih belum terselesaikan. Atau mungkin bisa jadi ini merupakan penanda bahwa kemacetan di jalan Ahmad Yani akan melegenda hingga selama lamanya.

Kesimpulan

Dari lagu Malam Jatuh di Surabaya kita dapat menyerap kondisi pergantian hari di salah satu akses utama menuju dan keluar Surabaya. Betapa hiruk pikuknya situasi jalan yang dipenuhi orang yang terjebak macet.

Melalui lagu ini, orang lokal atau bahkan orang yang belum pernah menginjakkan kaki di Surabaya akan mahfum dengan situasi dan kondisi pergantian hari di Surabaya.
Inilah salah satu kekuatan lirik lagu dari Silampukau; sederhana, puitis, namun mengandung makna yang dalam.

Penutup

Sebagai penutup, ulasan ini dapat menjadi salah satu referensi kalian dalam memahami makna lagu dari Silampukau. Baca juga sejarah Silampukau disini agar lebih afdol.
Jika kalian punya saran atau pertanyaan, silahkan tinggalkan komentar di kolom yang sudah disediakan!

إرسال تعليق

Berkomentarlah dengan bijak!
Karena kedewasaan tercermin dari apa yang keluar dari mulut dan perilaku.
Termasuk juga jempol saktimu
© Lifestyle. All rights reserved. Developed by Jago Desain